Didalam Bulan suci Ramadhan sebaiknya ghibah dan riya dihindarkan
sebab selain merusak ibadah puasa juga merusak jiwa. Sebagaimana
penyakit fisik mengenal komplikasi, penyakit hati juga mengenalnya.
Demikian juga penyebab penyakit, baik penyakit fisik maupun penyakit
hati juga ada penyebab dominannya. Dari itu maka dalam ilmu
kesehatan dikenal slogan yang berbunyi : mencegah datangnya penyakit
itu lebih baik dari pada mengobati, wiqayatussihhati khoirun minal
`ilaj. Baca entri selengkapnya »
Archive for September, 2006
Ghibah dan Riya
Posted by hafidzi pada 30 September 2006
Posted in Fikrah, Islami | 1 Comment »
Tanggapan Emansipasi Perempuan
Posted by hafidzi pada 29 September 2006
Emansipasi menghina kaum perempuan, benarkah?
Dalam banyak hal perempuan lebih hebat daripada laki-laki. Emansipasi, justru, merendahkan martabat dan membuatnya setara dengan laki-laki. Emansipasi menjadikan “Laki-laki” sebagai tolok ukur. Ini satu kata yang kotor, karena ini tidak memperhitungkan potensi seorang perempuan. Standar dan martabat perempuan, keduanya tak pernah disadari. Kaum perempuan dibuat, dan lebih dipaksa untuk memenuhi tolok ukur kaum lelaki. Pertanyaannya adalah : Untuk apa? Kenapa seorang perempuan
harus berjuang untuk memenuhi tolok ukur itu? Bukankah ia memiliki tolok ukurnya sendiri. Baca entri selengkapnya »
Posted in Sastra | 5 Comments »
Izinkan aku memelukmu kembali
Posted by hafidzi pada 27 September 2006
Hari kian menua
Tubuh semakin renta
Apa yang kudapat selama ini
Hati mulai sedih, ketika kulihat apa saja hasil yang telah kudapat dalam setahun ini, apakah memperoleh keuntungan atau balik modal? Baca entri selengkapnya »
Posted in Dear Diary, Oase | Leave a Comment »
Tarhib Ramadhan dan Tausiah
Posted by hafidzi pada 23 September 2006
Jum’at, 23 September 2006
Sekretariat KMKM
Seperti orang-orang pada umumnya, jika menjelang bulan suci Ramadhan, banyak sekali persiapan yang dilakukan guna menyambut bulan yang penuh berkah ini, tidak ketinggalan pula dengan keluarga mahasiswa kalimantan Mesir, Tarhib Ramadhan judul yang dikemukakan pada acara kali ini, ketika saya membaca tema yang tertera di background tempat acara , “ma’an nushaffil qalba fi syahril mubaarak wa nanalul tafawwuq bi muntahal himaasah” mari kita bersama sama membersihkan hati di bulan suci yang penuh berkah ini dan mencapai prestsi dengan semangat yang tinggi, tema yang menurut saya sangat berkesan apalagi setelah melihat hasil dari ujian beberapa bulan lalu. Baca entri selengkapnya »
Posted in Dear Diary | 3 Comments »
Diproteksi: Bodoh……nya aku ini
Posted by hafidzi pada 16 September 2006
Posted in Dear Diary | Masukkan password Anda untuk melihat komentar.
لا تحزن
Posted by hafidzi pada 14 September 2006
|
يــا الله
{ يسأله من في السموات والارض كل يوم هو في شأن } : إذا اضطرب البحر وهاج الموج وهبت الريح العاصف ، نادى أصحاب السفينة : يا الله. إذا ضل الحادي في الصحراء ومال الركب عن الطريق وحارت القافلة في السير ، نادوا : يا الله. إذا وقعت المصيبة وحلت النكبة وجثمت الكارثة ، نادى المصاب المنكوب : يا الله. إذا أوصدت الأبواب أمام الطلاب ، وأسدلت الستور في وجوه السائلين ، صاحوا : يا الله. إذا بارت الحيل وضاقت السبل وانتهت الامال وتقطعت الحبال ، نادوا : يا الله. إذا ضاقت عليك الأرض بما رحبت وضاقت عليك نفسك بما حملت ، فاهتفت : يا الله. Baca entri selengkapnya » |
Posted in Islami | Leave a Comment »
Emansipasi Wanita, Awas “Kebablasan”
Posted by hafidzi pada 14 September 2006
Mengenang R.A. Kartini: Teladan Kaum Mudi Indonesia
Emansipasi wanita merupakan gagasan perjuangan R.A. Kartini dan para pemudi tempo dulu. Sampai kini, masih didengung oleh kaum mudi (baca: wanita) dalam memperjuangkan hak kesetaraan dengan kaum pria. Memang kehadiran wanita perlu diperhitungkan dalam kondisi apa pun di zaman modernsasi ini—terbebas dari belenggu ruang gerak sempit.
Dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang, diterjemahan Armijn Pane (Balai Pustaka, 1982). Terdapat sebuah surat Kartini tertuju kepada Nn Zeehandelaar (6 November 1899): “Engkau bertanya, apakah asal mulanya aku terkurung dalam empat tembok tebal. Sangkamu tentu aku tinggal di dalam terungku atau serupa itu. Bukan. Stella, penjaraku rumah besar, berhalaman luas sekelilingnya, tetapi sekitar halaman itu ada tembok tinggi. Tembok inilah menjadi penjara kami. Bagaimana luasnya rumah dan pekarangan kami itu, bila senantiasa harus tinggal di sana sesak juga rasanya.” Baca entri selengkapnya »
Posted in JURNALISME | 24 Comments »
Sastra dan Agama
Posted by hafidzi pada 14 September 2006
Penulis memulai esai ini dengan pembahasan mengenai sastra. Penulis merasa penting membahas sastra lebih dahulu karena dari sastralah penulis akan mencari hubungan antara sastra dan agama. Selain itu, pembahasan agama yang juga membahas sastra belum banyak penulis temukan, tetapi banyak pembahasan sastra yang tidak lepas dari pembahasan mengenai agama. Dengan cara seperti ini, penulis berharap mendapatkan hasil yang maksimal dan bisa memberikan gambaran mengenai hubungan sastra dan agama. Istilah sastra berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti ‘tulisan’ atau ‘karangan’. Sastra biasanya diartikan sebagai karangan dengan bahasa yang indah dan isi yang baik. Bahasa yang indah artinya bisa menimbulkan kesan dan menghibur pembacanya. Isi yang baik artinya berguna dan mengandung nilai pendidikan. Indah dan baik ini menjadi fungsi sastra yang terkenal dengan istilah dulce et utile. Bentuk fisik dari sastra disebut karya sastra. Penulis karya sastra disebut sastrawan (Bagyo S. (ed), 1986: 7).
Sastra memiliki beberapa ciri, yaitu kreasi, otonom, koheren, sintesis, Baca entri selengkapnya »
Posted in JURNALISME | 10 Comments »
Pentingnya Sastra bagi generasi Muda
Posted by hafidzi pada 14 September 2006
Sejatinya sastra merupakan unsur yang amat penting yang mampu memberikan wajah manusiawi, unsur-unsur keindahan, keselarasan, keseimbangan, perspektif, harmoni, irama, proporsi, dan sublimasi dalam setiap gerak kehidupan manusia dalam menciptakan kebudayaan. Dan apabila hal tersebut tercerabut dari akar kehidupan manusia, manusia tak lebih dari sekadar hewan berakal. Untuk itulah sastra harus ada dan selalu harus diberadakan. Baca entri selengkapnya »
Posted in JURNALISME | 3 Comments »
Jangan Menyerah pada Mood
Posted by hafidzi pada 14 September 2006
Tip ini mungkin tidak selalu cocok untuk semua orang, tapi sebagai alternatif, silakan dicoba. Telah disunting dari hasil diskusi yang diposting di Writers Tavern dengan judul Momen Untuk Menulis.
Saya kagum banget sama mereka yang bisa tetep konsen dalam ‘kegaduhan’. Karena nyerah sama hal seperti itu, saya jadi freelancer. Baca entri selengkapnya »
Posted in JURNALISME | Leave a Comment »