Catatan Akhir Kuliah

Mystery Of The Nile

Semangat Kunci Kebahagian

Posted by hafidzi pada 29 Oktober 2006

29 Oktober ’06

Bismillahirahmanirrahim

Kepribadian manusia sangat tergantung kepada suasana hati yang dipengaruhi
pikiran. Seumpama teko, ia hanya mengeluarkan isinya. Bila isinya teh, maka
yang keluar pun teh. Kalau isinya air bening, maka teko itu pun hanya
mengeluarkan air bening.

Demikian halnya dengan kepribadian seseorang. Bila hatinya sedang diliputi
kegembiraan, maka terpancarlah rasa sukacita itu dari raut wajah, tutur kata
gerak-gerik, dan perilaku fisik lainnya. Sebaliknya, hati yang sedih sebagai
buah dari pikiran yang kusut. Tercermin pulalah dalam penampilan, tatapan
mata, desahan nafas, raut wajah, atau kelesuan tubuhnya.

Memang, tubuh hanyalah alat ekspresi dari kondisi hati. Sehingga, Rosulullah
saw. pernah bersabda, “Di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau
daging itu baik, maka baik pula tubuhnya, tetapi kalau daging itu buruk,
maka buruklah seluruh sikapnya. Ia adalah hati.”

Oleh karena itu, sekiranya dalam mengarungi hidup ini kita merasa kurang
berprestasi, kurang berkualitas, atau jemu dan tidak bergairah dalam
menghadapi hari demi hari, sehingga kehadiran kita kurang memiliki arti,
baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan, maka ketahuilah bahwa
semua itu sama sekali bukan disebabkan oleh adanya kesulitan-kesulitan yang
menghimpit, melainkan lantaran kurang terampilnya kita dalam mengelola
suasana hati, sehingga menjadi tidak sanggup memompa dan membakar semangat.
Padahal, bukankah semua bahan bakunya telah disiapkan oleh Allah yang Maha
Rahman secara adil dan sempurna, di dalam diri kita sendiri?

“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk,”
demikian firman-Nya. Jadi, tidak ada kekurangan menurut ilmu Allah. Diri
kita sudah disiapkan dengan sempurna untuk menjadi diri sendiri, yang
memiliki potensi sama untuk meraih kualitas pribadi terbaik yang berhak
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Jadi, tidak ada kekurangan menurut ilmu Allah. Diri kita sudah disiapkan
dengan sempurna untuk menjadi diri sendiri, yang memiliki potensi sama untuk
meraih kualitas pribadi terbaik yang berhak mendapatkan kebahagiaan dunia
dan akhirat.

Sungguhpun kita dapati beberapa kekurangan menempel pada tubuh ini,
sesungguhnya kekurangan lahir itu amatlah semu. Dan itupun semata-mata
didasarkan atas penilaian kita saja yang sudah pasti senantiasa diselimuti
hawa nafsu. Sesungguhnya kekurangan-kekurangan yang Dia berikan pada jasad
(lahir) ini merupakan alat yang amat potensial untuk mengembangkan kualitas
hati.

Bahwa justru dengan kekurangan yang ada, hati menjadi terlindung dari riya,
sum’ah, dan takabur, sehingga menjadi terlatih untuk selalu ridha dan sabar.
Bukankah bersikap sabar itu lebih sulit dan berat ketika mendapatkan nikmat
ketimbang saat didera musibah? Disamping itu, hati pun niscaya akan terlatih
menjadi ahli syukur karena ternyata musibah kekurangan yang ada itu pasti
teramat kecil dibandingkan dengan nikmat kesempurnaan lainnya yang melimpah
ruah.

Walhasil, bila kekurangan itu membuat kita menjadi minder (rendah diri),
pemalu, kecewa, atau bahkan putus asa, maka jelaslah semua ini karena
diciptakan oleh perasaan sendiri sebagai akibat salah mengatur suasana hati.
Sehingga, tidak hanya akan merugikan diri sendiri, tetapi bukan tidak
mungkin orang lain pun ikut terkena getahnya.

Maka, mengantisipasi kondisi semacam ini, kuncinya hanya satu: kesadaran
penuh bahwa hidup didunia ini hanya mampir sebentar saja karena memang bukan
disinilah tempat kita yang sebenarnya. Asal usul kita adalah dari surga dan
tempat itu yang memang layak bagi kita. Jika berminat dan bersungguh-sungguh
berjuang untuk mendapatkannya, maka Allah pun sebenarnya sangat ingin
membantu kita untuk kembali ke surga.

Bukalah kitabullah Al-Qur’an dan lihatlah janji-janji yang difirmankanNya.
Betapa banyak amalan yang amat kecil dan sederhana bisa membuat dosa kita
diampuni dan diberi pahala berlipat ganda.

Sahabat, kita memang harus bertindak cermat agar “sang umur”, sebagai modal
hidup kita, benar-benar efektif dan termanfaatkan dengan baik. Sebab, bisa
jadi kita tak lama lagi hidup di dunia ini. Akankah sisa umur ini kita
habiskan dengan kesengsaraan dan kecemasan padahal semua itu sama sekali
tidak mengubah apapun, kecuali hanya menambah tersiksanya hidup kita?
Tidak!, sudah terlalu lama kita menyengsarakan diri. Harus kita manfaatkan
sisa umur ini dengan sebaik-baiknya agar mendapat kebahagiaan kekal di dunia
dan di akhirat nanti.

Kebanyakan kita suka tenggelam dalam kesengsaraan, persis seperti kapal
selam yang bocor, semakin banyak bocornya, semakin cepat pula tenggelamnya.
Sepertinya kita ini adalah orang-orang yang tidak dapat mengatur pikiran
dengan baik. Kerap terhantui oleh masa lalu, berangan-angan dan cemas akan
hari esok, semua itu membanjiri dan menenggelamkan pikiran, sehingga tak
sempat lagi berfikir banyak untuk hari ini. Padahal, hari kita justru hari
ini.

Sekiranya masa lalu kita buruk dan kurang sukses, justru akan menjadi baik
dengan baiknya hari ini. Begitupun jika kita merindukan hari esok yang baik,
maka kita peroleh dengan berlaku semaksimal mugkin pada hari ini.

Sekali lagi, hari milik kita adalah hari ini. Maka, kita buat sukses dengan
gemilang. Apa yang terjadi di masa lalu adalah bahan pendorong untuk hari
ini. Bergelimang dosa pada hari yang lalu menjadi pemicu untuk bertaubat
pada hari ini. Janganlah pikiran kita dipenuhi dengan ingatan akan banyaknya
dosa, namun penuhilah dengan pikiran tentang bagaimana caranya agar
memperoleh ampunan dari Allah pada hari ini.

Karenanya, gelorakan semangat untuk bertaubat sesempurna mungkin. Kelemahan
dan kegagalan masa lalu tidak usah menjadi buah fikiran berlama-lama.
Kuasailah pikiran dengan baik dan kerahkan seoptimal mungkin agar memperoleh
kesuksessan dan kebahagiaan pada hari ini.

Bila air dari gelas tumpah, apalah perlunya pikiran dan hati tenggelam dalam
kesedihan dan kekecewaan berlarut-larut. Biarlah semuanya terjadi sesuai
dengan ketetapan Allah. Kuatkan pikiran kita untuk mencari air yang baru.
Dengan demikian, Insya Allah tumpahnya air akan menjadi keuntungan karena
kita mendapatkan pahala sabar serta pahala ikhtiar.

Dan yang terlebih penting lagi, kita akan dilimpahi aneka nikmat baru yang
lebih besar karena kita telah menjadi ahli syukur nikmat. Bukankah Allah
Azza wa Jalla telah berjanji, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim (140):7)

Jadi, jangan pikiran kita terjerat oleh rasa malu. Kemarin jelek, maka hari
ini harus bagus, sehingga hari esok pun menjadi cerlang cemerlang!. Aturlah
pikiran kita dengan baik dan cegahlah dari hal-hal yang dapat merusak
suasana hari ini. Kondisikan agar kita selalu mampu berpikir positif.

Mengapa kita harus gelisah memikirkan nikmat yang belum tampak? Padahal,
semua yang kita inginkan mutlak kuncinya adalah qudrah dan iradah Allah. Dan
Dia sangat memperhatikan perilaku kita setiap saat. Sekiranya Allah, tidak
menghendaki, maka tidak akan pernah terjadi apapun jua. Namun sekiranya Dia
menhendaki sesuatu, maka tiada sesuatu pun yang dapat menolaknya.

Allah berfirman, “Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka
tidak ada yang dapat menghilangkannya, kecuali Dia. Dan jika Allah
menhendaki kebaikan bagimu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya Dia
memberikan kebaikan itu kepada siapa yang Dia kehendaki di antara
hamba-hamba-Nya dan Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
Yunus (10) : 107)

Tegasnya, siapapun yang memiliki cita-cita luhur, yakinlah bahwa hari ini
adalah kunci untuk hari esok. Sekiranya Allah menyaksikan hari ini penuh
dengan perjuangan dan pengabdian yang gigih, sarat semangat dan gairah
hidup, shalat tepat waktu dan khusyuk, bibir dilimpahi dengan bacaan Qur’an
dan dzikir, kerap berbuat kebaikan pada sesama, maka niscaya Dia akan
membukakan jalan bagi kesuksessan hidup kita.

Semoga Allah menggolongkan kita menjadi hamba-hambanya yang penuh semangat
dan gairah hidup untuk menyempurnakan ikhtiar di jalan yang diridhai-Nya,
sehingga singkat di dunia benar-benar penuh kesan dan arti. Aa Gym

4 Tanggapan to “Semangat Kunci Kebahagian”

  1. passya said

    Amin..amin..ya Allah..

  2. orido said

    “Bukalah kitabullah Al-Qur’an dan lihatlah janji-janji yang difirmankanNya. Betapa banyak amalan yang amat kecil dan sederhana bisa membuat dosa kita diampuni dan diberi pahala berlipat ganda.”

    betul banget!!
    kita sebagai muslim harus yakin akan janji2 4JJI swt tersebut, oleh karena itu mulai lah dengan amalan yg kecil2 tersebut dan dengan keyakinan yg seyakin2nya akan janji 4JJI swt tersebut.. dengan demikian maka iman kit insya4JJI akan bertambah dan bertambah..
    maka selanjutnya melakukan amalan2 yg lebih besar/berat akan terasa lebih mudah..

    insya4JJI..

  3. musafir said

    InsyaAllah, Amiiiin…

  4. makasih gan infonya salam sukses selalu

Tinggalkan komentar